Cara Pengendalian Hama Kutu Dompolan Pada Tanaman Kopi

Cara Pengendalian Hama Kutu Dompolan Pada Tanaman Kopi

Kopi merupakan tanaman tahunan yang dapat mencapai usia poduktif hingga 20 tahun. Kopi sendiri termasuk dalam komonditas tanaman perkebunan yang paling banyak di perdagangkan, jadi tak heran jika kopi banyak ditanam atau dibudidayakan. Pusat budidaya kopi ini terdapat di Amerika latin, Asia-Pasifik, Amerika tengah dan juga Afrika. Sedangkan untuk konsumen kopi terbesar berada di negara-negara di benua Eropa dan juga Amerika utara.

Tanaman kopi akan tumbuh secara optimal pada daerah tropis dengan ketinggian sekitar 800-1500 mdpl, memiliki curah hujan sekitar 2000-3000 mm/tahun, memiliki suhu udara optimal sekitar 21-24 derajat celcius. Tanaman kopi akan tumbuh baik pada daerah yang memiliki struktur tanah yang gembur dan kaya baham organik.

Pertumbuhan dan produksi tanaman kopi dipengaruhi oleh iklim, angin, dan tanah. Kebutuhan lainnya yang tidak dapat diabaikan adalah mencari bibit unggul yang produksinya tinggi dan tahan terhadap hama juga penyakit. Setelah persyaratan tersebut dapat dipenuhi hal yang juga penting adalah pemeliharaan seperti pemupukan, pemangkasan, pohon peneduh, dan pemberantasan hama juga penyakit.

Di Indonesia, Kopi merupakan komoditas perkebunan yang memegang peranan penting dalam perekonomian, karena mempunyai peranan yang sangat besar sebagai penghasil devisa negara dan sumber pendapatan petani. Pada tahun 2010 luas areal kebun kopi mencapai 1.210.365 Ha dengan produksi 686,92 ton (Ditjenbun, 2013). 95 % (Sembilan puluh lima) Persen dari luas areal perkebunan kopi tersebut merupakan perkebunan rakyat.

Adanya serangan /gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) mengakibatkan produksi menurun dapat pada tingkat yang merugikan. Di perkirakan rata – rata 30 % pengurangan hasil dan produk potensial suatu komoditi disebabkan oleh adanya hasil serangan OPT.

Budidaya Tanaman kopi dalam perkembangannya tak lepas dari gangguan hama dan penyakit yang sering menyerang dan mengancam produktivitasnya. Hama utama pada tanaman kopi adalah Hypothenemus hampeii, Hemileia vastatrix, Xylosandrus morigerus, Coccus viridis, Cercospora coffeicola, Nematoda, Xyleborus compactus, dan Planococcus citri.

Penanganan masalah OPT diterapkan konsep Pengendalian Hama secara Terpadu (PHT) sesuai dengan Undang–Undang nomor 12 1992 dan PP No 5/1995 yang dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab petani dengan pemerintah. PHT merupakan suatu cara pengelolaan OPT dengan sangat memperhatikan faktor teknis, ekonomi, ekologis dan sosialisasi. Penerapan PHT di bidang perkebunan, pengamatan dan pengendalian terhadap OPT merupakan kegiatan antara dalam pelaksanaan perlindungan tanaman. Pengamatan perlu dilakukan oleh petani secara periodik di kebunnya masing–masing.

Perkembangan tanaman kopi dewasa ini semakin meningkat, hal ini terbukti dengan pemerintah meningkatkan ekspor non migas terutama kopi yang belakangan ini memiliki pasaran dunia. Seperti yang kita ketahui, bahwa kopi sangat banyak yang menyukainya untuk dijadikan minuman. Tetapi dengan adanya perkembangan eskpor tersebut, tidak menutup kemungkinan terdapat beberapa OPT yang merugikan dalam pemeliharaan kopi.

Ciri dan Gejal Hama Kutu dompolan (Planococcus citri)

Morfologi hama ini yaitu pada imagonya berbentuk oval, berwarna kuning kecoklatan, kuning muda/kuning tua, panjang 3-4 mm, lebar 1,5 – 2 mm, tubuh dilapisi lapisan lilin. Telur berwarna kuning, dan diletakkan di dalam kantong yang terbuat dari bahan menyerupai benang-benang lilin halus yang berada dibawah tubuh betina.  Kemampuan menghasilkan telur imago betina sampau 300 butir, diletakkan pada bagian tanaman dan berlangsung antara 2-17 hari. Nimfa yang baru menetas berwarna hijau muda/kuning pucat.

Populasi kutu dompolan meningkat pada musim kemarau, terutama bila kelembaban nisbi pada siang hari dibawah 75%. Ledakan populasi akan terjadi bila kelembaban nisbi turun dibawah 70% dan berlangsung terus menerus selama 3-4 bulan, dan hari hujan dibawah 10 hari. Termasuk kedalam ordo Hemiptera, famili Pseudococcidae. Penyebaran pada tanaman dibantu oleh angin, hujan, dan semut gramang. Kutu ini memproduksi embun madu yang disukai oleh semut. Bila produksinya berlebihan bisa timbul jelaga pada daun, tangkai dan buah, sehingga pertumbuhan pada bagian tersebut tidak normal dan kualitas buah mengalami penurunan.

Gejala serangan yang dapat dilihat dan diketahui yaitu tunas bunga, bunga, dan buah muda yang terserang akan mengering dan gugur. Buah - buah yang sudah dewasa dan masak tidak gugur tetapi akan mengalami hambatan pertumbuhan sehingga berkerut dan masak sebelum waktunya. Kutu menyerang tangkai buah dan meninggalkan bekas berwarna kuning kemudian kering sehingga banyak buah yang gugur. Pada bagian tanaman yang terserang tampak dipenuhi oleh kutu-kutu putih seperti kapas.

Hama ini juga akan membuat tanaman kopi menjadi kurang berkualitas ciri yang bisa kita lihat dengan ciri menyerang bagian buah yang seperti terlilit bubuk putih.biasanya hama ini akan muncul akibat pohon naungan yang terlalu gelap.

Cara Pengendalian Hama Kutu Dompolan

Dalam budidaya pertanian organik pengendalian Hama yang diperbolehkan sesuai dengan aturan SNI 6729 tahun 2016 adalah pengendalian ramah lingkungan, baik menggunakan agensi pengendali hayati, musuh alami maupun pestisida nabati.

Bila tidak dikendalikan dengan serius, hama pada buah Kopi dapat mengancam kelangsungan usaha budidaya. Oleh karena itu pemahaman tentang berbagai teknik pengendalian hama ini sangat dibutuhkan oleh para petani agar kerugian yang ditimbulkan akibat serangga ini dapat diminimalkan.

Pengendalian hama kopi yang dapat dilakukan antara lain:

  • Secara umum, pengendalian serangan hama kopi dapat dilakukan dengan cara mekanis, kultur teknis, biologis.
  • Pemeliharaan   tanaman   kopi  dilakukan   sesuai  dengan   good agricultural practices (GAP) untuk menjaga kesehatan tanaman.
  • Rampasan/racutan,  yaitu  memetik  semua  buah  kopi  yang  ada, baik yang sudah matang maupun yang belum pada akhir masa panen raya.
  • Lelesan, yaitu mengumpulkan semua buah yang jatuh, kemudian dikubur untuk dijadikan kompos atau dibakar, agar PBKo yang terdapat dalam buah mati.
  • Pengendalian  secara  fisik dan  mekanis  dengan  menggunakan alat dan senyawa perangkap kumbang betina.  Alat perangkap sederhana terbuat dari botol air mineral yang dicat merah dilubangi di bagian samping untuk masuk kumbang dan pada bagian dasar diisi air ditambah dengan deterjen sebagai tempat penampung hama. Senyawa penarik hama (atractant) berupa cairan dengan bahan dasar etanol dalam plastik atau botol kecil yang digantungkan di dalam alat perangkap.
  • Pemanfaatan parasitoid Cephalonomia stephanoderis yang telah diperbanyak dan dilepas untuk mengendalikan PBKo di beberapa perkebunan kopi di Malang. Pelepasan parasitoid harus diulang secara berkala agar efektif   mengendalikan populasi PBKo di lapang.
  • Bagian tanaman yang telah terserang, dipotong an dimusnahkan, kemudian dibakar agar telur, larva, dan  imago yang masih ada di dalamnya mati.
  • Penggunaan alat perangkap ngengat dengan cahaya lampu  di malam hari karena serangga dewasa aktif pada malam hari dan tertarik pada cahaya lampu.


Tidak ada komentar untuk "Cara Pengendalian Hama Kutu Dompolan Pada Tanaman Kopi"